Kita ambil salah satu contoh di pondok dalam masalah shalat tepat waktu dan shalat berjama’ah. Anggota, Ketika adzan dikumandangkan mereka langsung digiring oleh mudabirnya untuk wudlu, ganti baju, kemudian shalat berjama’ah. Kalau seandainya para anggota didasari paksaan untuk melakukan shalat tepat waktu dan shalat berjama’ah, maka perbuatan itu akan dipengaruhi 2 faktor:
Pertama, Paksaan mudabir (senior)nya, disebut paksaan karena kalau tidak dilakukan maka anggota akan mendapatkan hukuman kecuali alasan yang masuk akal.
Kedua, Lingkungan sekitarnya, karena paksaan mudabir itu semua anggota melakukannya jadi kalau seandainya ada satu orang tidak melakukan sama seperti anggota lain maka dia akan merasa tidak enak dan tekanan mental.
Jadi kalau seandainya dua faktor di atas salah satunya tidak ada, atau kedua-duanya tidak ada, bisa dipastikan seseorang tidak akan melakukan perbuatan tersebut.
Jika paksaan mudabir tidak ada
Seseorang berada di sebuah lingkungan yang semua orangnya shalat tepat waktu dan berjamaah, tapi tidak ada paksaan mudabirnya, maka dia hanya akan berdiam diri dan tidak ikut yang lainnya.
Jika lingkungan sekitarnya tidak mendukung
Lingkungannya tidak ada yang shalat berjama’ah dan tepat waktu, walaupun ada satu orang yang memperingatkan, maka yang terjadi orang yang memperingatkan itu mungkin hanya dianggap radio rusak.
Jika paksaan mudabir dan lingkungan sekitar tidak mendukung Salah satu tidak ada saja sudah sangat mustahil untuk mengerjakannya, apalagi kalau dua-duanya tidak ada.
Kesimpulan dari semua ini dalam menciptakan kebiasaan tidak hanya bisa dilakukan dengan paksaan, tetapi juga harus dengan kesadaran yang tinggi.
Untuk menumbuhkan kesadaran itu dibutuhkan motivasi-motivasi secara berkala, atau bisa saja dengan paksaan diawalnya, yang awalnya dipaksa secara terus-menerus, akan timbul kesadaran dalam melakukannya, sehingga terciptalah kebiasaan.
Di sinilah letak luhurnya alam pendidikan yang terbentuk di Pondok Pesantren khususnya Gontor, bukan hanya penekanan dalam penegakan disiplin ,namun lebih dari itu ada ruh-ruh kesadaran dalam kehidupan mulia, yang akan ditularkan kepada lingkungan di mana ia akan mengabdikan dirinya di hari kelak, karena sesungguhnya hakikat pendidikan di Gontor adalah Persemaian Guru-guru Islam. Sumber: www.kompasiana.com
0 Komentar