Tahun ajaran 2019-2020 ini, terdapat 26 mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi Kedokteran di Universitas Al-Azhar Kairo. Terdiri dari 18 perempuan dan 8 laki-laki, mereka adalah alumni Pondok Modern Gontor, dan satu diantaranya alumni Pondok Modern Tazakka.
Mereka adalah mahasiswa perdana asal Indonesia yang studi di kedokteran Al-Azhar sepanjang sejarah 10 abad lebih universitas itu. Umumnya, mahasiswa Indonesia bila ke Al-Azhar mengambil jurusan keagamaan. Berbeda dengan mahasiswa asal Malaysia, sejak beberapa tahun terakhir ratusan mahasiswanya masuk di kedokteran.
Untuk menempuh di Fakultas Kedokteran, maupun fakultas-fakultas sains lainnya, disyaratkan menggunakan ijazah yang telah disetarakan (akreditasi) oleh Al-Azhar untuk bidang sains. Seperti diketahui, Al-Azhar sebagai institusi menerbitkan penyetaraan ijazah untuk bidang _adaby_ untuk ilmu-ilmu keislaman, dan _ilmy_ untuk ilmu-ilmu sains dan teknologi seperti MIPA, kedokteran, farmasi, teknik, dan lain sebagainya.
"Alhamdulillah, beberapa pesantren telah mendapatkan penyetaraan itu dari Al-Azhar Kairo diantaranya Gontor, Darunnajah dan Tazakka serta beberapa yang lain" ujar Ghifaria salah seorang mahasiswa penerima beasiswa Al-Azhar.
Menempuh studi kedokteran di Universitas Al-Azhar yang identik dengan khazanah keilmuan Islami yang berkembang di Mesir bagaikan menyelam sambil minum air, sembari mempelajari ilmu kedokteran di Al-Azhar, ilmu agama pun didapatkannya dari para masyayikh Azhar.
Maka inilah yang seperti dikatakan salah satu Trimurti Gontor, KH Imam Zarkasyi, "Jadilah ulama yang intelek, bukan intelek yang tahu agama." Karena menjadi dokter bukan sekadar menyembuhkan penyakit pasien, lebih dari itu, dokter akan memberikan fatwa kepada pasien, maka dokter yang santri dan santri yang dokter adalah sebuah kebutuhan masa depan.
Mengutip yang pernah disampaikan Pimpinan Pondok Modern Tazakka, KH. Anang Rikza Masyhadi, MA bahwa kaderisasi itu _by designed_, harus dirancang dan disiapkan betul kebutuhan pondok dan umat dalam 20 hingga 50 tahun mendatang. "Maka, perlu pemetaan kaderisasi dengan cermat dengan memperhatikan tren masa kini dan masa depan" ujar Kiai Anang.
Kaderisasi adalah bagian dari menyiapkan masa depan, para kader itulah yang nantinya akan melanjutkan estafet perjuangan dan meneruskan cita-cita pendiri Pondok dan umat. Maka, mendesain kaderisasi hakikatnya adalah sedang mendesain masa depan.
InsyaAllah, 6 hingga 7 tahun mendatang, dua puluh enam dokter perdana alumni Al-Azhar Kairo akan segera berkiprah untuk Indonesia. Dan, insyaAllah akan disusul oleh mahasiswa-mahasiswi lainnya pada tahun-tahun mendatang.
Jadi terngiang apa yang selalu disampaikan Kiai Anang di depan kami: "Jadilah santri yang dokter, dokter yang santri; jadilah santri yang pengusaha, pengusaha yang santri; jadilah santri yang jenderal, jenderal yang santri".
@Hisyam Al-Faruq
Mahasiswa Kedokteran Universitas Al-Azhar
0 Komentar